Puisi-puisi Reinard
L. Meo, SVD*
-Mengenang
Hari Ibu, 22 Desember 2013-
..Mama..
Tiada yang lebih
hangat
Kedua lengan yang
merengkuh
Menarik ke dalam
jiwa
Ada aku dalam nurani
dan sepinya
Tiada yang lebih
damai
Bola mata yang
mengikat
Menggiring ke lubuk
sanubari
Ada aku dalam doa
dan galaunya
Mama,,,
Jika aku t’lah tiba
pada batas asaku nanti
Kuingin kau gandeng
ragaku
Menuju puncak Inerie (wisma mikhael,
pada sebuah senja tanpa suara)
..Ajari Aku..
Mama…
Ajari aku segera
Apa artinya menangis
Tanpa sebab kematian (minggu ke-3 Adven)
..Tentang Ine..
Kasihmu itu
Seperti deretan sa’o Bena
Elok, tak pernah
ingkar janji
Cintamu itu
Laksana uap wae pana So’a
Hangat, tak pernah
jenuh menggendong
Juangmu itu
Bagai bere oka tersusun
Gigih, tak pernah
mengeluh rintih
Wajahmu itu
Ibarat heu nata menghijau
Syahdu, tak pernah
lelah bersinar
Ine,,,
Sebelum Natal tiba
Bolehkah aku menulis
surat untukmu??? (mikhael,
c29, lantai 3)
”segala detikmu"
.......aku mencintaimu dengan segala detikmu,
laksana serpihan kaca yang pantulkan aurah senja.
Kadang keheningan membantuku bermimpi,
tentang desiran angin yang menyapu begitu menggoda.
Mencintaimu adalah anugerah,
seindah gelas kaca yang hiasi almari kayu.
Jauh di lorong jiwa ini,
terukir peluhmu,
terpahat betapa aku tak kuasa berpisah darimu.......
(13 Januari 2013, Minggu---untuk sang ibu)
Keterangan
Inerie
:
gunung tertinggi di Flores, terletak di wilayah Jerebu’u, Ngada
Sa’o Bena :
rumah adat di Bena, Ngada, yang menjadi salah satu tempat pariwisata yang masih
sangat natural
Ine :
mama atau ibu (Bahasa daerah Bajawa)
Wae pana So’a :
air panas di So’a, Ngada, tempat pemandian yang ramai dikunjungi
Bere oka :
tas yang terbuat dari daun lontar, tempat para wanita Bajawa menyimpan sirih,
pinang, dan oka (kapur)
Heu nata :
bahasa daerah Bajawa, heu (pinang)
dan nata (daun sirih)
(*mahasiswa STFK Ledalero, peminat sastra,
tinggal di Wisma Mikhael, Ledalero.
Puisi-puisi ini pernah dimuat di HU Flores Pos, 07 Januari 2014)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar